36 Surat Yasin
Surat Yasin adalah surah ke-36 dalam al-Qur'an. Surat yasin ini terdiri
atas 83 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah serta diturunkan sesudah
surah Al-Jinn. Dinamai Ya Sin karena dimulai dengan huruf Ya Sin. Sebagaimana
halnya arti huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surat
Al-Quran, maka demikian pula arti Ya Sin yang terdapat pada ayat permulaan
surah ini, yaitu Allah mengisyaratkan bahwa sesudah huruf tersebut akan
dikemukakan hal-hal yang penting antara lain: Allah bersumpah dengan Al-Quran
bahwa Muhammad SAW benar-benar seorang rasul yang diutus-Nya kepada kaum yang
belum pernah diutus kepada mereka rasul-rasul.
Surat Yasin termasuk surat Makkiyah yang agung. Bilangan ayatnya ada 83
ayat. Ayat-ayatnya pendek dan sangat mengena di hati orang mukmin. Beberapa isi
kandungan Surat Yasin antara lain; Kandungan Keimanan, yaitu; Keimanan akan
Allah dengan mensucikannya dengan sifat-sifatnya, Keimanan akan Alqur’an yang
merupakan ilmu, kekuasaan dan rahmat Allah, keimanan akan surga dan
sifat-sipatnya, keimanan akan hari akhir. Kandungan Kisah-Kisah, yaitu; Kisah
utusan-utusan nabi isa a.s dengan penduduk anthakiyah. Salah satu ayatnya
menjelaskan adanya bukti ilmu pengetahuan Astronomi: semua bintang di cakrawala
berjalan pada garis edarnya. Adapun beberapa diantara Keutamaan, Hikmah dan
Fadhilah Surat Yasin akan kami paparkan dibawah ini, sebagaimana kami rangkum
dari berbagai sumber.
Khasiat Surat Yasin
- Menurut sabda Nabi Muhammad saw, siapa membaca surah Yaasiin(Yasin) satu kali, sama dengan membaca Alqur’an sampai khatam (selesai) sepuluh kali, siapa membiasakan membaca surah Yaasiin setiap malam sampai mati, maka termasuk mati syahid.
- Jika dibaca pada waktu pagi, maka memperoleh kegembiraan sampai sore, dan jika dibaca disore hari maka dapat gembira sampai pagi.
- Jika anda ada maksud kepada pembesar supaya berhasil, maka bacalah surah yaasiin dari rumah sebanyak 25 kali, maka insya Allah berhasil.
- Jika dibacakan untuk orang yang akan meninggal dunia, maka tidak akan dicabut nyawanya selagi ia belum didatangi malaikat Ridwan dengan maksud memberi kegembiraan kepada orang yang akan meninggal tersebut.
- Jika dibacakan pada mayat di dalam kubur maka diringankan siksanya.
- Jika ditulis dan dilebur air, lalu diminum, sama dengan meminum seribu obat.
- Khasiatnya lagi adalah dapat dipergunakan sebagai obat sakit panas, caranya dibaca sekali, setiap sampai pada lafadz “MUBIIN” dengan mengikat benang sekali sampai tujuh, kemudian diikatkan pada bahu kanannya orang yang sakit panas, maka insya Allah sehat kembali.
Fadhilah Surat Yasin
- Dibacakan pada orang sakaratul maut maka akan memepermudah keluarnya ruh.
- Membaca Surah Yasin = Membaca Alqur’an 10 kali.
- Dapat memberi syafaat bagi pembacanya.
- Dimudahkan hajatnya.
- Meringankan siksa kubur.
- Menolak kejahatan.
- Di baca pada malam jum’at mendapatkan ampunan.
- Jika belum menikah akan dapat jodoh.
- Jika ketakutan, Allah akan menghilangkan rasa takutnya itu.
- Jika dipenjara, Niscaya akan bebas.
- Orang tersesat akan mendapat jalan lagi.
- Orang haus akan hilang hausnya.
- Orang sakit akan hilang sakitnya.
Keutamaan Surat Yasin
Untuk mengetahui beberapa keutamaan surat yasin, marilah kita simak
beberapa hadits Rasulullah SAW berikut ini :
- "Segala sesuatu mempunyai jantung (hati), sedang jantung Al-Qur’an adalah surah Yasin, dan siapa saja yang membaca surah Yasin Allah swt. mencatat bacaannya seperti bacaan Al-Qur’an sepuluh kali" (Ad-Darimiy, At-Turmudzi dan Anas ra. dan Kanzul-Umal, Juz 112624)
- "Siapa membaca surah Yasin setiap malam ia diampuni" (Al-Baihaqy dalam Syi’abil Iman dan Abu Hurairah ra. dan Kanzul-Umai, Juz 1/2625)
- "Siapa membaca surah Yasin di waktu malam, maka di waktu shubuh ia menjadi orang yang mendapatkan ampunan" (Abu Nu’aim dalam Al-Chilyab dan lbnu Ma’ud ra. dan Kanzul-Umal, Jua 112626)
- "Siapa saja membaca surah Yasin untuk mencari ridha Allah swt., maka Allah swt. mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu, maka bacalah itu oleh kalian di sisi orang-orang mati kalian" (Al-Baihaqy dalam Syi’abil Iman dan Mu’qil bin Yasar ra. dan Kanzul Umal, Juz 112629)
- "Tiada seorang akan mati, lalu dibacakan surah Yasin di sisinya, kecuali AIIah swt. memudahkan kematiannya" (Abu Nu’aim dan Abu Danda’ dan Abu Dzar ra. dan Kanzul-Umal, Juz XV/42 186)
Dengan memperhatikan beberapa hadits-hadits di atas, maka kita dapat
mengambil beberapa pelajaran tentang keutamaan surah Yasin di antaranya sebagai
berikut :
1. Surat Yasin Sebagai jantung Al-Qur’an
Surah Yasin mampu menggerakkan seluruh ayat Al-Qur’an menjadi hidup menyala
memancarkan cahayanya yang amat terang bagi ruhani manusia ibarat generator
yang mampu menggerakkan kawat-kawat listrik untuk menerangi ruangan yang gelap.
Inti surah Yasin adalah, wujud Yang Mulia Rasulullah Muhammad saw. yang telah
menerangi hati umat dengan cahaya Al-Qur’an dan di akhir zaman bayangan beliau
akan bangkit kembali dalam wujud Imam Mahdi as., karena itu kebenaran dan
keindahan Islam di akhir zaman akan tampak cemerlang kembali setelah tertutup
khurafat dan bid’ah selama 13 abad.
2. Apabila orang membaca surah Yasin setiap malam dengan bimbingan Imam
Mahdi as.
Atau Khalifah penggantinya di akhir zaman ini dia akan mengerti dan
menyadari kedudukannya sebagai hamba Allah swt. dan senantiasa bertobat,
sehingga ia menjadi hamba yang terampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan
terlindungi dari dosa di masa depannya.
3. Salah satu bukti yang telah diberikan Umat Islam dari generasi ke
generasi.
Adalah jika ada orang sakit keras menuju kematiannya jika di sisinya
dibacakan surah Yasin Allah SWT akan memudahkan proses kematiannya.
4. Dianjurkan membaca surah Yasin pada malam Jum’at
Mengandung makna agar manusia senantiasa ingat tentang kesuksesan dan
kebahagian orang yang ruhaninya sempurna dan amat celaka dan menderitanya orang
yang durhaka kepada Allah swt. dan rasul-Nya. Di samping itu agar ia senantiasa
siap menyambut kebangkitan Imam Mahdi as. sebagai imam Umat Islam di akhir
zaman untuk menyelamatkan mereka dari berbagai azab, bencana dan berbagal
fitnah, khususnya fitnah Al-Masihid-Dajjal.
5. Surah Yasin dan hari Jum’at mempunyai kaitan yang sangat erat
Sehingga Rasulullah SAW mengajarkan secara istimewa kepada Hadhrat Ali bin
Abi Thalib ra. agar di malam Jum’at bangun sepértiga malam untuk shalat dan
membaca surah Yasin.
Berikut saya sajikan Surat Yasin mp3
Cara download tunggu 5 detik kemudian klik SKIP AD
silahkan baca dibawah ini.
بسم الله الرحمن الرحيم
يسٓ ﴿١﴾
1. Yaa Siin
Yaa siin
وَٱلْقُرْءَانِ ٱلْحَكِيمِ ﴿٢﴾
2. Wal Qur’anil hakiim
Demi Al Qur’an yang penuh hikmah,
إِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿٣﴾
3. Innaka laminal mursaliin
Sesungguhnya kamu salah seorang dari Rasul-rasul,
عَلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ ﴿٤﴾
4. ‘Alaa shirathim mustaqiim
(yang berada) di atas jalan yang lurus,
تَنزِيلَ ٱلْعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ ﴿٥﴾
5. Tanziilal ‘aziizir rahiim
(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Penyayang,
لِتُنذِرَ قَوْمًۭا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَـٰفِلُونَ ﴿٦﴾
6. Li tunzira qauman ma undzira aabaauhum fahum
ghaafiluun
agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum
pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai
لَقَدْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٧﴾
7. Laqad haqqal qaulu ‘alaa aktsarihim fahum laa
yu’minuun
Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap
kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.
إِنَّا جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَـٰقِهِمْ أَغْلَـٰلًۭا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ ﴿٨﴾
8. Inna Ja’alna fii a’naqihim aghlaalan fahiya
ilal adzqani fahum muqmahuun
Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan
mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tengadah.
وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّۭا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّۭا فَأَغْشَيْنَـٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ ﴿٩﴾
9. Wa-ja ‘alna min baini aidiihim saddan wa min
khalfihim saddan fa aghsyainaahum fahum la yubshirrun
Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang dinding (pula),
dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
وَسَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿١٠﴾
10. Wa sawaa-un ‘alaihim a-andzartahum amlam
tunzirhum laa yu’minuun
Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah
kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.
إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ ﴿١١﴾
11. Innama tunziru manittaba-adz dzikra wa
khasyiyar-rahmana bil-ghaibi fabasy-syirhu bi magfiratin wa ajrin kariim
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau
mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia
tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala
yang mulia.
إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَـٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَـٰهُ فِىٓ إِمَامٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿١٢﴾
12. Innaa nahnu nuhyil-mautaa wanaktubu maa
qaddamuu wa aatsaarahum, wa kulla syai-in ahsainaahu fii imaamim mubin
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).
وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَـٰبَ ٱلْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ ﴿١٣﴾
13. Wadlrib lahum matsalan ash-haabal-qaryati idz
jaa-ahal-mursaluun
Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri
ketika utusan-utusan datang kepada mereka;
إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍۢ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ ﴿١٤﴾
14. Idz arsalnaa ilaihimuts naini fakadz
dzabuuhumaa fa‘azzaznaa bi tsaalitsin faqaaluu innaa ilaikum mursaluun
(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka
mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka
ketiga utusan itu berkata:” Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus
kepadamu
قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌۭ مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَـٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ ﴿١٥﴾
15. Qaaluu ma antum illaa basyarum mits-lunaa wa
maa anzalarrahmaanu min syai-in in antum illaa takdzibuun
Mereka menjawab:” Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah
Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah
pendusta belaka “
قَالُوا۟ رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّآ إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ ﴿١٦﴾
16. Qaalu rabbunaa ya’lamu inna ilaikum la
mursaluun
Mereka berkata:” Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang
yang diutus kepada kamu.
وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَـٰغُ ٱلْمُبِينُ ﴿١٧﴾
17. Wa maa ‘alaina illal balaqhul-mubiin
Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan
jelas “
قَالُوٓا۟ إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا۟ لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌۭ ﴿١٨﴾
18. Qaalu innaa tathayyarnaa bikum lail lam tantahuu
lanarjuman-nakum walayamas-sannakum minnaa ‘adzaabun aliim
Mereka menjawab:” Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu,
sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam
kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami “.
قَالُوا۟ طَـٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌۭ مُّسْرِفُونَ ﴿١٩﴾
19. Qaaluu thaa’irukum ma’akum, a-in dzukkirtum,
bal antum qaumum musrifuun
Utusan-utusan itu berkata:” Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri.
Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu
adalah kaum yang melampaui batas “.
وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ رَجُلٌۭ يَسْعَىٰ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿٢٠﴾
20. Wa jaa-a min aqshal-madiinati rajuluy yas-’aa
qaala yaa qaumit tabi’ul mursaliin
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia
berkata:” Wahai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu,
ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا يَسْـَٔلُكُمْ أَجْرًۭا وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٢١﴾
21. Ittabi’uu man laa yas-alukum ajran wa hum
muhtaduun
ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.
وَمَا لِىَ لَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِى فَطَرَنِى وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٢٢﴾
22. Wa maa liya laa a’budul-ladzi fatharanii wa
ilaihi turja’uun
Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakan dan yang hanya
kepada-Nya kamu (semua) akan dikembalikan?
ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ ٱلرَّحْمَـٰنُ بِضُرٍّۢ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفَـٰعَتُهُمْ شَيْـًۭٔا وَلَا يُنقِذُونِ ﴿٢٣﴾
23. A-attakhidzu minduunihii aalihatan in
yuridnirrahmaanu bidlurril laa tughnii ‘annii syafaa ‘atuhum syai-aw wa laa
yunqidzun
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha
Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak
memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat
menyelamatkanku?
إِنِّىٓ إِذًۭا لَّفِى ضَلَـٰلٍۢ مُّبِينٍ ﴿٢٤﴾
24. Innii idzal lafii dlalaalim mubiin
Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ ﴿٢٥﴾
25. Innii aamantu birabbikum fasma’uun
Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan
keimanan) ku.
قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَـٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ ﴿٢٦﴾
26. Qiilad-khulil jannata qaala yaa laita qaumii
ya’lamuun
Dikatakan (kepadanya): “Masuklah ke surga”. Ia berkata: “Alangkah baiknya
sekiranya kaumku mengetahui,
بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ ﴿٢٧﴾
27. Bimaa ghafaralii rabbii wa ja-’alnii minal
mukramiin
apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku
termasuk orang-orang yang dimuliakan”.
وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَىٰ قَوْمِهِۦ مِنۢ بَعْدِهِۦ مِن جُندٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ ﴿٢٨﴾
28. Wa maa andzalnaa ‘alaa qaumihii min ba’dihii
min jundim minas sama-i wa maa kunnaa munziliin
Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu
pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَٰحِدَةًۭ فَإِذَا هُمْ خَـٰمِدُونَ ﴿٢٩﴾
29. In kaanat illaa shaihataw wahidatan faidzaa
hum khaamiduun
Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba
mereka semuanya mati.
يَـٰحَسْرَةً عَلَى ٱلْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ﴿٣٠﴾
30. Yaa hasratan ‘alal-ibaadi ma ya’tiihim mir
rasuulin illa kaanuu bihii yastahziuun
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang
rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya
أَلَمْ يَرَوْا۟ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ ﴿٣١﴾
31. Alam yarau kam ahlaknaa qablahum minalquruuni
annahum ilaihim la yarji’uun
Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang
telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu
tiada kembali kepada mereka.
وَإِن كُلٌّۭ لَّمَّا جَمِيعٌۭ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿٣٢﴾
32. Wa in kullul lamma jamii’ul ladainaa
mukhdlaruun
Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.
وَءَايَةٌۭ لَّهُمُ ٱلْأَرْضُ ٱلْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَـٰهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّۭا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ ﴿٣٣﴾
33. Wa aayatul lahumul-ardlul-maitatu,
ahyainaahaa wa akhrajnaa habban faminhu ya’kuluun
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang
mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka
daripadanya mereka makan.
وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّـٰتٍۢ مِّن نَّخِيلٍۢ وَأَعْنَـٰبٍۢ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ ٱلْعُيُونِ ﴿٣٤﴾
34. Waja-’alna fiiha jan-naatim min nakhiilin wa
a’naabin wa fajjarnaa fiihaa minal-’uyuun
Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan
padanya beberapa mata air,
لِيَأْكُلُوا۟ مِن ثَمَرِهِۦ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ ﴿٣٥﴾
35. Liya ’kuluu min tsamarihii wa maa ‘amilathu
aidiihim afala yasykuruun
supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh
tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?
سُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ ﴿٣٦﴾
36. Subhaanalladzii khalaqal-azwaaja kullahaa
mimmaa tunbitul-ardlu wa min anfusihim wa mimmaa la ya’-lamuun
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui.
وَءَايَةٌۭ لَّهُمُ ٱلَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ ٱلنَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ ﴿٣٧﴾
37. Wa aayatul lahumul lailu naslakhu minhun
nahaara faidzaahum mudhlimuun
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami
tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam
kegelapan,
وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّۢ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ ﴿٣٨﴾
38. Wasy-sayamsu tajrii limustaqarril lahaa
dzaalika taqdiirul-aziizil ‘alim
dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
وَٱلْقَمَرَ قَدَّرْنَـٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ ٱلْقَدِيمِ ﴿٣٩﴾
39. Walqamara qaddarnaahu manaazila hatta ‘aada
kal’urjunil qadiim
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia
sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang
tua.
لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّۭ فِى فَلَكٍۢ يَسْبَحُونَ ﴿٤٠﴾
40. Lasy-syamsu yanbaghi lahaa an tudrikal qamara
wa lallailu saabiqun-nahaari wa kullun fii falakin yasbahuun
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
وَءَايَةٌۭ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ ﴿٤١﴾
41. Wa aayatul lahum annaa hamalnaa
dzurriy-yatahum filfulkil masyhuun
Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami
angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan,
وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِّثْلِهِۦ مَا يَرْكَبُونَ ﴿٤٢﴾
42. Wa khalaqnaa lahum mim mitslihii maa
yarkabuun
dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti seperti
bahtera itu.
وَإِن نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنقَذُونَ ﴿٤٣﴾
43. Wa in nasya’ nugriqhum falaa shariikhalahum
wa laa hum yunqadzuun
Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah
bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
إِلَّا رَحْمَةًۭ مِّنَّا وَمَتَـٰعًا إِلَىٰ حِينٍۢ ﴿٤٤﴾
44. Illa rahmatam minna wa mataa’an ilaihiin
Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan
untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّقُوا۟ مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿٤٥﴾
45. Wa idzaa qiilla lahumuttaqu maa baina
aidiikum wa maa khalfakum la’alakum turhamuun
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Takutlah kamu akan siksa yang di
hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat”, (niscaya
mereka berpaling).
وَمَا تَأْتِيهِم مِّنْ ءَايَةٍۢ مِّنْ ءَايَـٰتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا۟ عَنْهَا مُعْرِضِينَ ﴿٤٦﴾
46. Wa maa ta’tiihim min ayatim min aayaati
rabbihim illaa kaanuu ‘anhaa mu’ridliin
Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda
kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنُطْعِمُ مَن لَّوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطْعَمَهُۥٓ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَـٰلٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿٤٧﴾
47. Wa idza qiila lahum anfiquu mimmaa
razaqakumullaahu, qaalal-ladziina kafaruu lilladzina aamanuu, anuth’imu mal lau
yasyaa-ullahu ath’amahuu, in an tum illaa fii dlalaalim mubiin
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Nafkahkanlah sebahagian dari rezeki
yang diberikan Allah kepadamu”, maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada
orang-orang yang beriman: “Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang
yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu
melainkan dalam kesesatan yang nyata”.
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ﴿٤٨﴾
48. Wa yaquluuna mataa hadzal wa’du in kuntum shadiqiin
Dan mereka berkata: “Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika
kamu adalah orang-orang yang benar?”
مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَٰحِدَةًۭ تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ ﴿٤٩﴾
49. Maa yandhuruuna illaa shaihataw waahidatan ta’khuzuhum
wahum yakhish shimuun
Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan
mereka ketika mereka sedang bertengkar.
فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةًۭ وَلَآ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ ﴿٥٠﴾
50. Falaa yastathi-’uuna taushiyatan wa laa ilaa
ahlihim yarji’uun
Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat
kembali kepada keluarganya.
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ ﴿٥١﴾
51. Wa nufikha fish-shuuri fa idzaa hum minal
ajdaatsi ilaa rabbihim yansiluun
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari
kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.
قَالُوا۟ يَـٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَـٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ ﴿٥٢﴾
52. Qaaluu yaa wailanaa man ba’atsanaa min
marqadinaa haadza maa wa-’adar-rahmaanu wa shadaqal-mursaluun
Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami? Siapakah yang membangkitkan kami
dari tempat-tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha
Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya).
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَٰحِدَةًۭ فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌۭ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿٥٣﴾
53. In kaanat illaa saihataw waahidatan fa
idzaahum jamii’ul ladaina muhdlaruun
Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba
mereka semua dikumpulkan kepada Kami.
فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌۭ شَيْـًۭٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٥٤﴾
54. Falyauma laa tudhlamu nafsun syai-aw wa laa tujzauna
illaa maa kuntum ta’maluun
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak
dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.
إِنَّ أَصْحَـٰبَ ٱلْجَنَّةِ ٱلْيَوْمَ فِى شُغُلٍۢ فَـٰكِهُونَ ﴿٥٥﴾
55. Inna ash-haabal jannatil yauma fii syughulin
faakihuun
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan
(mereka).
هُمْ وَأَزْوَٰجُهُمْ فِى ظِلَـٰلٍ عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ مُتَّكِـُٔونَ ﴿٥٦﴾
56. Hum wa azwajuhum fii dhilaalin ‘alal araaiki
muttakiuun
Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan
di atas dipan-dipan.
لَهُمْ فِيهَا فَـٰكِهَةٌۭ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ ﴿٥٧﴾
57. Lahum fiihaa faakihatuw wa lahum maa
yadda’uun
Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka
minta.
سَلَـٰمٌۭ قَوْلًۭا مِّن رَّبٍّۢ رَّحِيمٍۢ ﴿٥٨﴾
58. Salaamun qaulam mir rabbir rahiim
(Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang
Maha Penyayang.
وَٱمْتَـٰزُوا۟ ٱلْيَوْمَ أَيُّهَا ٱلْمُجْرِمُونَ ﴿٥٩﴾
59. Wamtaazul yauma ayyuhal mujrimuun
Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): “Berpisahlah kamu (dari
orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat.
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَـٰنَ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ ﴿٦٠﴾
60. Alam a’had ilaikum yaa banii aadama anlaa
ta’budusysyaithaana innahuu lakum ‘aduwwum mubiin
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak
menyembah syaithan? Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagi
kamu”,
وَأَنِ ٱعْبُدُونِى ۚ هَـٰذَا صِرَٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌۭ ﴿٦١﴾
61. Wa ani’buudunii, haadzaa shiraathum mustaqiim
dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.
وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّۭا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا۟ تَعْقِلُونَ ﴿٦٢﴾
62. Wa laqad adlalla minkum jibilan katsiran
afalam takuunuu ta’qiluun
Sesungguhnya syaithan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu.
Maka apakah kamu tidak memikirkan?
هَـٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ ﴿٦٣﴾
63. Hadzihii jahannamul lati kuntum tuu’aduun
Inilah Jahannam yang dahulu kamu di ancam (dengannya).
ٱصْلَوْهَا ٱلْيَوْمَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ ﴿٦٤﴾
64. Islauhal yauma bimaa kuntum takfuruun
Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya.
ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ﴿٦٥﴾
65. Alyauma nakhtimu ‘alaa afwaahihim wa
tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan
mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka
usahakan.
وَلَوْ نَشَآءُ لَطَمَسْنَا عَلَىٰٓ أَعْيُنِهِمْ فَٱسْتَبَقُوا۟ ٱلصِّرَٰطَ فَأَنَّىٰ يُبْصِرُونَ ﴿٦٦﴾
66. Walau nasyaa-u lathamasnaa ‘alaa a’yunihim
fastabaqush-shirata fa-annaa yubshiruun
Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata
mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka betapakah mereka dapat
melihat (nya).
وَلَوْ نَشَآءُ لَمَسَخْنَـٰهُمْ عَلَىٰ مَكَانَتِهِمْ فَمَا ٱسْتَطَـٰعُوا۟ مُضِيًّۭا وَلَا يَرْجِعُونَ ﴿٦٧﴾
67. Walau nasyaa-u lamasakhnaahum ‘alaa
makaanatihim famastathaa’uu muddliyyaw walaa yarji’uun
Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami robah mereka di tempat mereka
berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup
kembali.
وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ ﴿٦٨﴾
68. Wa man nu’ammirhu nunakkishu filkhalqi afala
ya’qiluun
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia
kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
وَمَا عَلَّمْنَـٰهُ ٱلشِّعْرَ وَمَا يَنۢبَغِى لَهُۥٓ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌۭ وَقُرْءَانٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٦٩﴾
69. Wa maa ‘allamnahusy-syi’ra wa maa yanbaghi
lahu in huwa illa dzikruw wa Qu’aanum mubiin
Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu
tidaklah layak baginya. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab
yang memberi penerangan,
لِّيُنذِرَ مَن كَانَ حَيًّۭا وَيَحِقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَى ٱلْكَـٰفِرِينَ ﴿٧٠﴾
70. Liyunzira man kaana hayyan wa yahiqqal qaulu
‘alal kaafiriin
supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup
(hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.
أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّا خَلَقْنَا لَهُم مِّمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَآ أَنْعَـٰمًۭا فَهُمْ لَهَا مَـٰلِكُونَ ﴿٧١﴾
71. Awalam yarau annaa khalaqnaa lahum mimmaa
‘amilat aidiinaa an’aaman fahum lahaa maalikuun
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan
binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan
dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?
وَذَلَّلْنَـٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ ﴿٧٢﴾
72. Wadzallalnaaha lahum faminhaa rakuubuhum wa
minha ya’kuluun
Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya
menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.
وَلَهُمْ فِيهَا مَنَـٰفِعُ وَمَشَارِبُ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ ﴿٧٣﴾
73. Walahum fiiha manaafi’u wa masyaribu afala
yasykuruun
Dan mereka memperoleh padanya manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka
tidak bersyukur?
وَٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ ءَالِهَةًۭ لَّعَلَّهُمْ يُنصَرُونَ ﴿٧٤﴾
74. Wattakhadzu min duunillahi aalihatan
la’allahum yunsaruun
Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat
pertolongan.
لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُندٌۭ مُّحْضَرُونَ ﴿٧٥﴾
75. Laa yastathi’uuna nashrahum wahum lahum
jundum muhdlaruun
Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala
itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.
فَلَا يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ ۘ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ﴿٧٦﴾
76. Falaa yahzunka qauluhum inna na’lamu maa
yusirruuna wa maa yu’linuun
Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui
apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
أَوَلَمْ يَرَ ٱلْإِنسَـٰنُ أَنَّا خَلَقْنَـٰهُ مِن نُّطْفَةٍۢ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٧٧﴾
77. Awalam yaral-insaanu annaa khalaqnaahu min
nuthfatin fa idza huwa khasiimum mubiin
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari
setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًۭا وَنَسِىَ خَلْقَهُۥ ۖ قَالَ مَن يُحْىِ ٱلْعِظَـٰمَ وَهِىَ رَمِيمٌۭ ﴿٧٨﴾
78. Wa dlaraba lanaa matsalaw wanasiya khalqahu
qaala man yuhyil ‘idhaama wahiya ramiim
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia
berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur
luluh?”
قُلْ يُحْيِيهَا ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍۢ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ ﴿٧٩﴾
79. Qul yuhyiihal ladzi ansya-ahaa awwala
marratin wa huwa bikulli khalqin ‘aliim
Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang
pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk,
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلْأَخْضَرِ نَارًۭا فَإِذَآ أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ ﴿٨٠﴾
80. Allazi ja’ala lakum minasy syajaril-akhdlari
naaran fa idza antum minhu tuuqiduun
yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka
tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”
أَوَلَيْسَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِقَـٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخْلُقَ مِثْلَهُم ۚ بَلَىٰ وَهُوَ ٱلْخَلَّـٰقُ ٱلْعَلِيمُ ﴿٨١﴾
81. Awalaisal ladzii khalaqas samaawaati
wal-ardla biqaadirin ‘alaa ayyakhluqa. mitslahum balaa wahuwal khallaqul ‘alim
Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa
menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha
Pencipta lagi Maha Mengetahui.
إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ﴿٨٢﴾
82. Innamaa amruhuu idza araada syai-an
anyayaquula lahuu kun fa yakun
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: “Jadilah!” Maka terjadilah ia.
فَسُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَىْءٍۢ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٨٣ ﴾
83. Fasubhanal ladzi bi yadihii malakuutu kulli
syai’in wa ilaihi turja’uun
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan
kepada-
Nyalah kamu dikembalikan.
Selanjutnya Surat
Ash Shaffat
Pokok-pokok isi Surat Yasin
1. Kisah perjuangan pendakwah dan syuhada
Sebagai pelajaran bagi penduduk Mekkah yang ketika itu menolak kenabian
Rasulullah, secara panjang lebar dalam ayat 13-29, dikisahkan penduduk suatu
kota dalam menghadapi utusan yang menyeru pada agama Allah. Pada saat pendakwah
itu diancam untuk dibunuh oleh penduduk kota yang ingkar, muncullah seorang
penduduk kota yang telah beriman dan secara berani membela para pendakwah.
Orang pemberani ini akhirnya menjadi syuhada setelah dibunuh dengan kejam
oleh kaumnya sendiri, dan oleh Allah dimasukkan ke dalam Surga. Ketulusan orang
ini untuk menyelamatkan kaumnya terlihat dari ucapannya, yang bukan mengutuk
kaumnya yang telah membunuhnya tetapi justru mendoakan mereka (ayat 26-27). Di
sini Allah memberikan contoh nyata jihad fi sabilillah, yaitu keberanian moral
pembela kebenaran (yang berani mengatakan “yang benar walau pahit” dan “berkata
yang benar terhadap penguasa / masyarakat yang zhalim”) yang bila wafat
berjuang di jalan Allah akan dan mendapat jaminan masuk Surga. Oleh karenanya
sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa tokoh ini adalah shahibu Yaasin (fokus
Surat Yasin)
2. Pokok-pokok Keimanan (Aqidah)
· Allah bersumpah dengan Al Qur’an bahwa Muhammad
SAW benar-benar seorang rasul yang diutusNya kepada kaum yang belum pernah
diutus kepada mereka rasul-rasul (yaitu bangsa Arab), seperti yang disebutkan
dalam ayat 1-6.
· Manusia jangan “menyembah (mempertuhankan) syaithan karena mereka adalah
musuh yang nyata (ayat 60-62)
· Kekuasaan Allah membangkitkan manusia di hari Kebangkitan (ayat 51-59)
dimana penghuni Surga akan memperoleh kebahagiaan yang kekal. Ayat “Salaamun,
qaulam mir rabbir rahim” (Kepada penghuni Surga, dikatakan “Salam” sebagai
ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang”), merupakan kata terindah dalam
Surat Yaasin karena merupakan dambaan bagi semua muslim yang
sudah wafat untuk mendapat salam dari Allah SWT di Surga.
3. Tanda-tanda Kekuasaan Allah yang mengungkapkan sebagian “rahasia alam
semesta” agar manusia beriman pada kebesaran Allah dan bersyukur atas
karuniaNya. Kandungan Surat Yaasin ini sarat dengan ilmu pengetahuan karena
sepanjang ayat 33-50 terdapat sejumlah “hikmah pelajaran” bagi mereka yang mau menggunakan
akal (mengkajinya secara mendalam) :
· “Maha suci Tuhan yang yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
yang mereka tidak ketahui” (ayat 36)
· “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan (melampaui) bulan dan
malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya” (ayat 40)
· “Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya (tua pikun) niscaya Kami
kembalikankan dia kepada kejadiannya (seperti bayi yang baru lahir yang lemah
dan tidak tahu apa-apa). Maka apakah mereka tidak memikirkan? (ayat 68)
4. Mengingat Mati
“Ajal pasti tiba” dan bisa datang pada siapa saja – tua atau muda -- tanpa
diketahui waktunya. Banyak ayat dalam Surat Yaasin membicarakan tentang
kematian dan Hari Berbangkit. Tujuannya agar manusia mau ingat mati sehingga
lebih mendekatkan diri pada agama. Pemahaman pada makna Surat Yasiin ini
seharusnya menyadarkan kita tentang kematian dan Hari Kiamat, sehingga
menggugah kita untuk lebih banyak beribadat dan beramal saleh serta bertaubat
sebelum terlambat.
Selanjutnya Surat Ash-Shaffat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar